periodisasi buku ragi cerita 1 (Sejarah Gereja di Timor)

PERIODISASI SGI & SGL dari Ragi Cerita 1

1550    : Kapal - kapal portugis datang ke Timor pusatnya di Pulau Solor untuk    mengangkut kayu cendana
1556    : Pater Antonio Taveira membaptis 5.000 orang di Timor, dan juga banyak  orang   Flores yakni di Larantuka  dan sekitarnya,
·         Agama Kristen di bawah  ke NTT dengan  perantaraan orang-orang Portugis dan Belanda.
1560    : Agama Kristen mendapat  tempat berpijak juga di Sulawesi Utara dan kepulauan Sangir-Talaud
±1560-1600: orang Solor yang dibaptis sudah berjumlah sekitar 25.000 jiwa.
1563    : Sultan Hairun bermaksud mengirim pasukan-pasukan tentara ke Sulawesi Utara utuk menaklukkan daerah  itu. Tetapi rencana itu deketahui oleh orang-orang Portugis dan mereka tidak suka akan perluasan kekuasaan Sultan. Oleh karena itu orang Portugis berusaha mendahului sultan.
·         Dua kora-kora Portugis tiba di Menado
1590    : penduduk pulau Banda beralih ke AgamaIslam
1595    :penulisan  laporan-laporan Misionaris
1605    : angkatan laut VOC merebut benteng-benteng Portugis di Banda dan di Ambon
Orang-orang Ambon mendatangi penghibur orang-orang sakit yang ditempatkan di benteng Beland dan meminta agar ia membaptis anak-anak mereka
1606    : orang-orang Spanyol merebut kembali Maluku Utara. Agama kristen mulai berkembang kembali
1607    : sekolah-sekolah di Ambon dibuka kembali
1612    : VOC sibuk mencari tenaga pendeta di tanah air
1613    : VOC dan orang-orang Portugis memperebutkan wilayah NTT
Orang-orang belanda merebut benteng di Solor
1615    : seorang pendeta Belanda menyampaikan kritik bahwa orang-orang Ambon  tidak mengalami  “pertobatan hati”  dan tidak sungguh-sungguh  menghayati iman kristen
1619    : para misionaris yang kemudian mulai lagi memberitakan injil mengalihkan perhatian ke daerah  pegunungan.
1625    : pendeta Belanda pertama datang ke Banda untuk melayani jemaat disana
Pembentukan  majelis gereja di Ambon
1628    : penduduk Siau berbondong-bondong
1628-1677 : Berkat hasil baik pekerjaan misionaris jumlah orang-orang kristen di Sangir-Talaud 10.000 orang
1629    : kitab injil Matius yang telah diterjemahkan dalam bahasa melayu oleh pendeta-pendeta maupun pegawai-pegawai kompeni dicetak.
1633    : seorang pendeta Belanda ditempatkan di kota Saparuah
1633-1638: Hernius memihak kepada bahasa Ambon asli
1635    : ada usaha pekabaran injil ke Kei tetapi gagal.
1636    : Belanda mengadakan usaha mendidik pendeta-pendeta Ambon, tetapi  pendeta yang memprakasai pendidikan itu tiba-tiba dipanggil ke Batavia dan rencana itu putus, walaupun sudah ada 10 orang murid.
·         Pemilihan 2 orang diaken dan 2 orang penatua, orang-orang yang dipilih ini mempunyai kedudukan sebagai kepala negeri.
1640    : pather Antonia de San Jacinto merebut kembali kedudukan di pulau Timor bagi agama katolik
1641    : seorang pendeta Belanda ditempatkan di Haruku.
1644    : Spanyol kalah dan mnyebabkan seorang misionaris mati dan usaha misi di Minahasa gagal.
1666    : orang-orang Belanda membangun benteng di Manado.
1668    : Kitab PB lengkap dalam bahasa Melayu diterbitkan.
1670    : sorang  pendeta Belanda dikirim untuk menetap di Kupang tapi tidak lama kemudian, pendeta ini meninggal
·         Raja-raja di Timor meminta agar mereka dibaptis oleh orang Belanda
1670-1675 : sorang penghibur orang-orang sakit ditempatkan di Aru, dan jemaat Kristen dalam abad ke-18 berjumlah beberapa ratus orang.
1675    : pendeta Belanda yang berkunjung ke Menado dan kepulauan Sangir memberi laporan bahwa ia tinggal di Menado selama 2 minggu, berkotbah enam kali dan melayankan baptisan kepada 16 orang anak.
·         Untuk pertama kali seorang pendeta datang berkunjung ke Sangir. Tetapi ia meninggal di pulau itu.
1677    : pasukan-pasukan kompeni dan Ternate menduduki Siau dan Sangir
·         Orang-orang Belanda mengadakan perjanjian dengan Raja Siau.
1680-1730: orang-orang Kristen di Timor yang telah dibaptis dilayani oleh seorang pnghibur orang-orang sakit yang tinggal di benteng Belanda. Dan sesekali mereka dikunjingi oleh seorang pendeta Belanda.
1682    : ditemptakan seorang guru sekolah di Tanimdar.
1683    : pendeta Deleewe berkotbah dalam bahasa daerah yaitu bahasa Sangir.
1687    : seorang pendeta yang baru dikirim ke Kupang untuk mengantikan pendeta yang meninggal, tetapi kemudian pendeta ini juga meninggal.
1688    : penghibur orang sakit yang berdiam di benteng menyebrang ke pihak Portugis. Karena itu orang mengangkat seorang guru pribumi bernama Paulus (Paulus Kupang) menjadi pemimpin jemaat. Ia mejalankan tugasnya dengan baik sehingga ia diangkat menjadi penghibur orang-orang sakit.
± 1700 : kekristenan Ambon-Lease berkembang dengan baik, jumlahnya bertambah besar.
1705    : masi terdapat juga orang-orang Kristen di daerah-daerah disebelah barat Minahasa, yaitu Bolang, Itam, Kaidipan, Buol, dan Attingola. Diseluruh daratan Sulawesi Utara jumlah orang-orang Kristen adalah 2500-lebih
·         Orang Kristen di Siau tidak ada satu orang anggota sidi.
1716    : Paulus Kupang meninggal dan digantikan oleh seorang guru dari Ambon bernama Amos Thenu.
1719    : jumlah orang Kristen di Timor berjumlah 84 orang.
1740    : ada gerakan masal kepada agama Kristen di pulau Roti, ribuan orang menjadi Kristen dipelopori oleh salah seorang raja mereka.
1749    : orang-orang Portugis mnyerang orang Belanda yang ada di Kupang dengan pasukan tentara yang kuat tetapi kemudian mereka berhasil dikalahkan oleh orang Belanda bersama penduduk kota Kupang.
1753    : jumlah orang Kristen di Timor yang dikuasai orang Belanda naik menjadi 1300 orang
1753-1765 : jemaat di Timor dilayani secara teratur selama 10 tahun.
·         Terjadi grakan keagama Kristen di pulau Sawu
1771    : VOC tidak sanggup lagi untuk sunguh-sunguh memperhatikan ribuan orang yang baru menjadi Kristen di kota Kupang itu, tidak ada lagi pendeta yang menetap di kupang.
1781    : kekuasaan Voc merosot dengan cepat dan gereja ikut menderita, terutama gereja-gereja di daerah-daerah pinggir. Jumlah pendeta di Indonesia berkurang dengan cepat, di Ambon tinggal 1 oarang pendeta saja.
1805-1815: tidak ada seorang pendeta pun yang melayani diseluruh Maluku. Selama waktu itu, seluruh kehidupan gereja dijalankan oleh para guru sekolah.
1815    : Joseph  Kam datang dan dimulailah zaman baru bagi gereja di Maluku.






   


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH TEOLOGI SISTEMATIKA tentang "BIBLIOLOGI"

gereja di maluku selatan selama masa portugis (SGI & SGL)

LATAR BELAKANG DAN KONSEP TEOLOGIS KITAB YUNUS