MAKALAH PENGANTAR ETIKA “INTEGRITAS” (aldo)
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar belakang
Kata integritas merujuk pada
keterpaduan sinergis berbagai unsur yang memiliki hubungan saling mendukung.
Integritas diri bermakna keterpaduan dari berbagai unsur atau dimensi dasar
diri manusia. Unsur atau dimensi dasar tersebut menyangkut baik fisik, sosial
maupun mental-spiritual (kejiwaan) maka integritas diri merujuk pada
keterpaduan sinergis dan saling mendukung antara berbagai unsur atau dimensi
dasar diri manusia yang berlangsung secara konsisten dan berkesinambungan.
Walaupun merujuk pada keterpaduan antara berbagai dimensi dasar diri manusia
(fisik, sosial dan mental-spiritual), namun umum dimengerti integritas lebih
sebagai masalah yang terkait dengan sikap mental-kejiwaan, dan tidak banyak
mengaitkannya dengan masalah sosial, apalagi dengan masalah fisik atau jasmani.
Disini integritas lebih dipahami sebagai konsistensi antara tindakan dan nilai
yang dianut, konsistensi antara sikap, perkataan dan perbuatan.
Orang yang memiliki integritas adalah
orang yang hidup sejalan dengan nilai-nilai yang dianutnya.Berangkat dari
keterangan tersebut, integritas diri dapat dipahami sebagai keterpaduan dan
perkembangan seimbang dan terpadu antara berbagai dimensi dasar diri manusia
(fisik, sosial dan mental-spiritual). Akan tetapi,dapat juga dibatasi sebagai
sikap mental-spiritual (kejiwaan) sajayang biasanya terungkap secara konsisten
dalam tindakan yang kelihatan. Sembari menyebutnya sebagai perpaduan berbagai
dimensi dasar diri manusia, kita akan membahasnya lebih sebagai hal yang
terkait dengan sikap mental kejiwaan seseorang dalam menjalankan kehidupannya.
2.
Rumusan masalah
·
Apa itu
integritas?
·
Apa pentingnya
integritas dalam kehidupan?
·
Apa kebutuhan
seorang pemimpin yang berintegritas?
3.
Tujuan
penulisan
Tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk membantu teman-teman untuk dapat memahami
tentang integritas.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN INTEGRITAS
Dalam bahasa Yunani integritas adalah alethes
artinya jujur. Sedangkan dalam bahasa Inggris adalah integrity berarti keterkaitan yang kuat
terhadap aturan yang khususnya terdiri
dari nilai-nilai moral, kejujuran karakter dan prinsip moral yang baik serta kualitas kejujuran. Kamus modern mendefinisikan
integritas sebagai kekuatan, kepatuhan kepada kode nilai, kualitas atau keadaan
lengkap atau tidak terbagi-bagi.
Menurut John C.
Maxwell yang dikutip oleh Henoch F. Saerang, bahwa seseorang yang memiliki
integritas, kata-katanya dan perbuatannya selalu selaras. Ia ada sebagaimana ia
ada, tidak perduli di mana pun dan dengan siapa pun ia. Seseorang yang memiliki
integritas tidak terbagi atau berpura-pura. Ia adalah “seutuhnya” dan
kehidupannya terhimpun bersama. Seseorang yang memiliki integritas tidak akan
menyembunyikan sesuatu dan tidak takut pada apa pun. Hidupnya bagaikan buku
yang terbuka, semuanya dapat didemonstrasikan setiap hari.[1]
Kamus Umum Bahasa
Indonesia mendefinisikan Integritas sebagai suatu "mutu, sifat atau
keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh, sehingga memiliki potensi dan
kemampuan yang memancarkan kewibawaar.” Definisi ini mengandung makna bahwa
seseorang yang memiliki integritas adalah orang yang berkwalitas,
berkepribadian utuh dan berwibawa. Singkatnya, seorang yang berkepribadian uhrh
dan berwibawa yang dibuktikan dengan persisnya sama apa yang diucapkan bibir
dengan apa yang ada di dalam hati, atau apa yarg diucapkan sama dengan apa yang
dilakukan secara konsisten, meskipun dalam situasi dan keadaan yang berpancaroba
Integritas, sebuah
standar moralitas dan etika pribadi, tidak ada hubungannya dengan situasi yang
kebetulan ada di sekitar Anda dan tidak mendorong kecepatan. Persediaannya yang
sedikit kini semakin sedikit – tetapi tanpa integritas, kepemimpinan hanyalah
pulasan.[2]
Jadi, integritas
mencakup watak, perbuatan, cara berpikir dan bertindak seseorang.
Integritas juga adalah kekuatan etis, keakuratan intelektual, dan
kesempurnaan moral, integritas juga menyangkut
kejujuran yang siap menanggung
apapun.
Tapi, sayang
sekali, bahwa integritas juga merupakan kualitas yang paling langka, bahkan
oleh banyak orang, disebutkan sebagai kualitas yang hamper punah. Senada dengan
ini, John C. Maxwell, mengatakan: “Sayangnya, integritas merupakan komoditi
yang mulai lenyap pada zaman sekarang. Standar pribadi sedang runtuh di dunia
yang mati-matian mengejar kesenangan pribadi dan jalan pintas menuju sukses.”[3]
B. PENTINGNYA INTEGRITAS
Integritas sangat diperluka saat ini, itulah mengapa
orang-orang menganggap integritas sangat penting untuk dirinya. Tapi masih
terdapat orang yang sering mengacuhkan integritas atau bahkan masih ada yang
belum menyadari betapa pentingnya integritas. Untuk menjadi orang yang berhasil
atau sukses maka diperluka integritas, karena dengan integritas tujuan atau
sasaran dalam hidupnya dapat dicapai. Berikut di bawah ini beberapa alasan
mengapa integritas sangat diperlukan dalam hidup menurut John C. Maxweel yang menempatkan integritas sebagai faktor kepemimpinan yang paling penting, yang mengemukakan tuiuh alasan mengapa integritas itu paling penting
bagi seseorang:
1. Integritas
adalah dasar keper-cayaan.
Pengaruh kehidupan mengalir
melalui kepercayaan.
2. Integritas
mempunyai nilai peng-aruh
yar.g tinggi. Penelitian menunjukkan
bahwa integritas adalah kwalitas
manusia yang paling diperlukan bagi.sukses
dalarnbisiii.
3. Integritas
adalah ukuran dari standar
yang tinggi. Standar pemimpin
harus lebih tinggi dari pada para
pengikutnya. Kalau watak seorang pemimpin
rendah, maka standar kepemimpinan
itu pasti rendah pula.
4.
Integritas menghasilkan reputasi
yang kuat, tidak pernah mengecewakan.
5.
Integritas adalah keteladanan
yang harus dimulai dari diri yang akan mengalir dan menular kepada orang
lain.
6.
Integritas lebih dari kepintaran
dan kemampuan, meskipun semua itu diperlukan.
7. Integritas
adalah prestasi yang
dicapai dengan susah payah, bukan dengan
bermasa
bodoh.
C. KEBUTUHAN PEMIMPIN
YANG BERINTEGRITAS
Menjadi seorang pemimpin menuntut disiplin diri yang kuat
dan disiplin ini hanya bisa ada apabila ada niat yang sama kuat pula. Tidak hanya
itu, faktor utama untuk tetap menjaga integritas selama masa kepemimpinan
hendaknya didasarkan pada rasa takut akan Allah sebab pada akhirnya kita tetap
harus memberi pertanggungjawaban kepada Allah sendiri (bandingkan 1Tesalonika
5:23). Berikut ini beberapa kebutuhan yang perlu diperhatikan oleh seorang
pemimpin.
·
Mendengar Apa
Kata Firman Allah
Firman Allah akan memberi tuntunan dan sekaligus
kekuatan bagi seorang pemimpin
untuk menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Firman Allah perlu dibaca dan direnungkan setiap hari. Saat
teduh harus dijadikan sebagai aktivitas rohani rutin oleh seorang pemimpin.
Seorang pemimpin tidak boleh membiarkan Iblis atau dirinya sendiri menipu dengan
mengatakan bahwa pemimpin sudah tidak layak lagi menerima firman Allah. . Tidak
ada cara lain untuk mengenali kehendak Allah dan pimpinanNya selain daripada
memperhatikan apa yang dikatakan oleh FirmanNya. Karena
itu seorang pemimpin patut selalu berpedoman pada Firman Allah.
·
Bergantung Pada
Pimpinan Roh Kudus
Tanpa ragu kepemimpinan Yesus dalam masa hidupNya
yang relative pendek, 33
tahun, telah menembus ruang dan waktu serta memberikan warna yang sangat mendalam bagi dunia.
PengikutNya melewati batas negara,
bangsa, suku bangsa serta meliputi berbagai latar belakang budaya. Lebih-lebih lagi pola suksesiNya telah berhasil
menurunkan pemimpinpemimpin lain yang disegani dan dihormati dalam percaturan
dunia Internasional juga, setelah rentang masa 2000 tahun. Hal ini sangat jelas
mengalahkan dinasti, kerajaan serta republik yang dipimpin oleh berbagai pemimpin
yang sangat hebat dan sangat dicintai pada zamannya sekalipun. Dalam
mengomentari kepemimpinan Yesus yang luar biasa itu, A.B. Susanto, mengatakan: Roh
Kuduslah yang membuat Yesus tampil berkarisma. Dari
diriNya terpancar kekuatan pribadi yang membuat banyak orang percaya kepadaNya.
Bahkan
Ia mampu membuat para pengikutNya[4]
Memiliki
Karakter yang Baik
Seorang pemimpin dinilai bukan dari hal “ke mana” ia
mengarahkan orang-orang yang
mengikutnya, tapi lebih berdasarkan “bagaimana” ia mengarahkan mereka. Mereka akan selalu
memperbincangkan karakter pemimpin
sebagai manusia, bukan hanya keahlian memimpin yang dimilikinya. Philipus Patana, seorang
pendeta dan gembala, mengatakan bahwa,
“Mereka yang memutuskan untuk mengikut seorang pemimpin berharap bahwa pemimpin yang mereka
ikuti itu memiliki kepribadian yang
lebih baik daripada mereka.”[5]
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Integritas adalah konsistensi atau keteguhan yang tidak dapat
tergoyahkan dalam menjungjung nilai-nilai keyakinan dan prinsip. Atau
Integritas merupakan konsep yang menunjukan konsistensi atau keteguhan tindakan
dengan nilai-nilai dan prinsip.
Integritas sangat diperluka saat ini, itulah mengapa orang-orang menganggap
integritas sangat penting untuk dirinya. Tapi masih terdapat orang yang sering
mengacuhkan integritas atau bahkan masih ada yang belum menyadari betapa
pentingnya integritas.
John C. Maxweel
yang menempatkan integritas sebagai faktor kepemimpinan yang paling penting,
yang mengemukakan tuiuh alasan mengapa integritas itu paling penting bagi seseorang:
·
Integritas
adalah dasar keper-cayaan.
Pengaruh kehidupan mengalir
melalui kepercayaan.
·
Integritas
mempunyai nilai peng-aruh
yar.g tinggi. Penelitian menunjukkan
bahwa integritas adalah kwalitas
manusia yang paling diperlukan bagi.sukses
dalarnbisiii.
·
Integritas
adalah ukuran dari standar
yang tinggi. Standar pemimpin
harus lebih tinggi dari pada para
pengikutnya. Kalau watak seorang pemimpin
rendah, maka standar kepemimpinan
itu pasti rendah pula.
·
Integritas menghasilkan reputasi
yang kuat, tidak pernah mengecewakan.
·
Integritas adalah keteladanan
yang harus dimulai dari diri yang akan mengalir dan menular kepada orang
lain.
·
Integritas lebih dari kepintaran
dan kemampuan, meskipun semua itu diperlukan.
·
Integritas
adalah prestasi yang
dicapai dengan susah payah, bukan dengan
bermasa
bodoh.
DAFTAR PUSTAKA
Kamus Besar
Bahasa Indonesia s.v. "integritas"
Maxweel John C., Mengembangkan
Kepentimpinan di dalam Diri Anda, (Jakarta: binarupa Aksara, 1955),
38. 3 lbid, 37-50
Laurie Beth
Jones, Yesus Chief Executif Ofice4 (Jakarta: Penerbit Mitra Utama ,
1977),hal.7 Hibels Bill, Jujur terhadap Allah, (Jogyakrta: YayasanAndi Offset,l999), hal. 9.
Kurniawan
Daud,
Kerajaan Allah di Antara Kita. (Bandung: Kalam Hidup, 2006), 81.
Saerang
Henoch
F., “Integrity”, Local Leadership Training Programme, Makassar: 10-13 Oktober 2007, HAL 3
Waitley Denis,
Kerajaan Pikiran: Pelajaran Untuk Memimpin dan Berhasil di Dunia Yang
Berdasarkan Pengetahuan. (Jakarta:
Binarupa Aksara, 1996), 74
10-13 Oktober 2007,
3
Berdasarkan
Pengetahuan. (Jakarta: Binarupa
Aksara, 1996), 74
Binarupa Aksara,
1995), 37
Komentar
Posting Komentar